Tersirat perasa diri
Bertengger burung murai batu
Di tepi parit kecil setelah hujan basahi tanah
Siulan mereka membahas hening ku
Seakan mereka bercanda
Atau sekedar gosip akan diri ku
Awal nya ingin ku abadikan momen langka itu, Namun aku takut menyinggung perasaan mereka .Walau tingkah nya yang konyol itu, baik untaian ekor mungil nya serta paruh nya yang cantik itu .
Mereka itu, memang seperti itu, sering bermain sesama mereka, lalu ku biar kan saja, karena jika selepas hujan reda baik itu hari apa , mereka selalu berkunjung temani kesendirian ku .
Aku yang sudah belahan hidup ku serta teman ku adalah kesendirian sudah terbiasa .mereka saja yang suka bermain sesama mereka, lalu datang menyambangi .tapi aku memang tak mengerti bahasa burung yang ada di bumi .
Tapi juga, sini lah aku belajar mengenal jati diri dan aku sebenarnya nya .kamu tahu, dulu aku pernah belajar etika dari roh tumbuhan ,atau adab roh binatang ciptaan tuhan .
Dunia ini memang begini, menilai dengan semau nya,kali ini aku melangkah belajar banyak hal .
Mereka itu ada 5 atau 6 ekor jenis burung berbeda, ada burung malam .Benar ,burung yang alis mata nya tebal itu, kata masyrakat kami burung hantu .Tapi tenang kok, mereka menyambangi datang di siang hari saja .
Lalu, aku belajar dari mereka .Mereka saja bisa bersyukur kenapa aku harus tidak, mereka bisa menikmati kehidupan, mengapa aku juga harus tidak .
Ku terima titah langit
Seraya burung-burung kepakan sayap nya
Pada api pelita
Terangi malam gubuk mungil
Berteman sepi adalah rasa jiwa
Pun gerimis sudah pergi
Bintang-gemintang kini t'lah tiba